1. Aku punya aroma favorit
2. Bebauan sangat mempengaruhi emosiku, bisa jadi lebih baik atau lebih buruk
3. Aku dapat mengenali teman-teman melalui aroma tubuh mereka.
4. Aku tahu bagaimana menggunakan aroma untuk mempengaruhi suasana hati.
5. Aku mampu menilai dengan akurat kualitas makanan atau minuman dengan mencium aromanya.
6. Bila melihat bunga-bungaan segar, biasanya aku meluangkan waktu beberapa saat untuk menghirup bau harum yang meruap dari situ.
Kesadaran Aroma
Setiap hari, sepanjang hari, kita dihadapkan dengan berbagai macam bebauan. Sel-sel olfaktori kita yang jumlahnya lima juta itu dapat mencium satu molekul bahan penyebab bebauan dalam satu bagian per triliun udara. Dan kita bernapas kurang lebih 23.000 kali per hari, memproses kurang lebih 440 kubik udara yang penuh bebauan.
Namun, sebagian besar orang memiliki kosakata yang sangat terbatas untuk menggambarkan pengalaman aroma: “Baunya busuk” atau “Baunya enak” merupakan ungkapan yang paling lazim. Usahakanlah untuk meningkatkan daya pembeda dan apresiasi terhadap bebauan dengan memperluas kosakata olfaktori Anda. Para pakar parfum menggolong-golongkan bebauan kedalam floral (mawar), minty (seperti bau daun mint): pepermint, musky (musk), ethereal (pir), resin (kamper), busuk (telur busuk), dan asam (cuka). Gunakanlah istilah-istilah ini dan buatlah penanda-penanda Anda sendiri sewaktu Anda menjajaki latihan-latihan berikut:
Apa yang Anda Baui Sekarang ini?
Lukiskan yang Anda baui, sekarang ini juga, sehidup mungkin. Kemudian dengan cara mengendus seperti seekor anjing, jajakilah lingkungan sekitar Anda dengan hidung Anda. Hiruplah bau monitor ini, cangkir teh atau kopi yang kosong, telapak tangan, bagian belakang kursi Anda. Gambarkanlah pengalaman Anda di buku catatan Anda
Buatlah “Bebauan” sebagai Tema di suatu Hari
Catatlah yang Anda baui dan bagaimana hal itu mempengaruhi Anda sepanjang satu hari. Carilah aroma-aroma yang tidak biasa atau yang menyengat. Diamlah sejenak di bagian keju di toko bahan makanan. Bermobillah ke pedesaan dan berjalan-jalanlah di pekarangna ternak. Hiruplah aroma semua bumbu dan rempah-rempah di dapur Anda. Seberapa jauh bau mempengaruhi suasana hati Anda? Ingatan Anda? Usahakanlah untuk menemukan dan mencatat contoh-contoh terperinci aroma-aroma yang mempengaruhi emosi dan ingatan Anda.
Cornucopia Olfaktori
Latihan ini lebih mudah dan lebih menyenangkan dilakukan bersama teman-teman. Kumpulkan berbagai macam benda dengan aroma tertentu – misalnya, sekuntum mawar, sekerat kayu cendana, sebutir polong vanili, kaus oblong yang baru robek milik teman dekat , sedikit rumput laut, sepotong jeruk, segenggam tanah, sehelai jaket kulit, sebatang rokok yang berkualitas baik, jahe yang baru dikupas. Kenakanlah penutup mata dan mintalah seorang teman untuk memegang setiap benda, satu per satu, kedekat hidung Anda selama tigal puluh detik. Gambarkanlah setiap bau itu dan reaksi Anda terhadap masing-masing.
Buatlah Minyak Wangi Anda Sendiri
Pergilah ke toko minyak wangi dan cobalah minyak-minyak esensial: lavender, patchouli, cengkeh, mawar, eukaliptus, dan sebagainya. Belilah sebanyak yang Anda mampu. Bagaimanakah masing-masing bau itu mempengaruhi Anda? Bagaimanakah bau itu mempengaruhi sahabat-sahabat Anda? Bereksperimenlah dengan berbagai macam kombinasi dan buatlah minyak wangi favorit Anda sendiri.
Resep Leonardo untuk membuat eau de cologne pribadi: “Untuk membuat minyak wangi: Ambillah air mawar segar dan basahilah kedua tanganmu, kemudian ambillah bunga lavender dan gosokkanlah di antara kedua tangan, tanganmu akan harum.
Pelajarilah Terapi Aroma
Aroma tumbuh-tumbuhan dan herbal digunakan untuk penyembuhan oleh orang-orang Mesir Kuno, ibrani, dan cina. Penggunaan terapi menggunakan tanaman dan obat dan bebauan sangat populer di zamam klasis maupun di zaman Leonardo itu kini menjadi tren kembali. Carilah buku-buku tentang topik yang sedang populer ini.
Semua latihan yang baru saja digambarkan tadi memberikan ganjaran yang kaya, namun cara paling menyenangkan untuk menjajaki penciuman adalah menggabungkan makanan enak dengan minuman yang bermutu
No comments:
Post a Comment